Selama menjalani masa kehamilan, banyak ibu yang bertanya-tanya mengenai kondisi kesehatan janin yang ada pada rahim mereka. Untuk mendapatkan informasi mendalam mengenai kondisi bayi di dalam kandungan, ada beberapa pemeriksaan yang dapat Anda jalani guna memantau kelainan yang mungkin terjadi pada bayi Anda. Beberapa pemeriksaan itu diantaranya adalah:
Amniosintesis (Amniocentesis)
Apa yang dimaksud dengan amniosintesis?
Pada pemeriksaan ini, dokter kandungan akan mengambil sedikit cairan ketuban (kira-kira sebanyak 20cc) yang mengelilingi janin Anda di dalam rahim.
Air ketuban diambil dengan memasukkan sebuah jarum berlubang tipis melalu perut ke arah rahim. Selama pemeriksaan, dokter kandungan akan menggunakan hasil pindaian USG sebagai pemandu sehingga tidak akan menyakiti janin yang ada dalam perut Anda..
Prosedur ini hanya memakan waktu selama beberapa menit, sehingga Anda tidak perlu menjalani rawat inap.
Jarum yang masuk ke dalam rahim akan menimbulkan sedikit rasa sakit, namun rasa sakit ini tidak akan berlangsung lama dan rasanya tidak akan lebih sakit dibanding dengan rasa suntikan yang dilakukan pada bagian tubuh lainnya. .
Mengapa tes Amniosintesis penting untuk dilakukan?
Pada dasarnya pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi terjadinya kelainan kromosom yang dialami bayi.
Kromosom membawa gen yang dapat meneruskan beberapa karakter tertentu dari orang tua kepada anak mereka. Permasalahan akan timbul apabila sang bayi membawa terlalu banyak ataupun sedikit kromosom, atau apabila terjadi kelainan pada kromosom yang dikandungnya.
Penyakit
down syndrome merupakan kelainan kromosom yang paling sering terjadi pada bayi.
Down syndrome dapat menyebabkan keterbelakangan mental pada bayi serta masalah kesehatan lainnya semisal kelainan pada jantung. Kelainan pada kromosom juga dapat berdampak pada cacat serius bahkan kematian.
Kapan tes Amniosintesis biasanya dilakukan? Tes Amniosintesis biasanya dilakukan pada saat kehamilan Anda memasuki usia diantara 16 hingga 20 minggu.
Berapa lama hasil tes amniosintesis bisa kita dapatkan? Hasil pemeriksaan biasanya akan selesai sekitar 3-4 minggu
Apakah kelainan pada bayi dapat terdeteksi melalui tes Amniosintesis? Tidak selalui, namun amniosintesis dapat mendeteksi sebagian besar kelainan kromosom yang kerap terjadi pada janin.
Siapa yang dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan amniosintesis?
- Wanita yang berusia 35 tahun atau lebih pada saat melahirkan. Hal ini disebabkan karena anak-anak yang lahir dari wanita berusia 35 tahun atau lebih berisiko mengalami kelainan kromosom semisal down syndrome.
- Wanita yang sebelumnya memiliki anak yang menderita down syndrome atau kelainan kromosom lainnya.
- Wanita yang mengetahui jika mereka ataupun suami mereka memiliki keluarga dengan riwayat mengalami kelainan kromosom.
- Ada banyak alasan lain yang mendasari dilakukannya pemeriksaan ini. Sebaiknya Anda mengonsultasikan perihal ini pada dokter kandungan untuk menentukan apakah Anda memerlukan pemeriksaan ini atau tidak.
Apakah pemeriksaan amniosintesis aman untuk dilakukan? Pemeriksaan Amniosintesis aman untuk dilakukan dan tidak berisiko apabila dilakukan oleh dokter yang berpegalaman. Risiko keguguran yang diakibatkan oleh pemeriksaan ini tercatat hanya sekitar 0.3-0.5% saja.
Informasi penting Aktivitas: Anda dapat kembali beraktivitas secara normal beberapa jam setelah menjalani pemeriksaan. Pola makan: Tidak ada pantangan pada pola makan terkait dengan pemeriksaan ini. Pengobatan: Tidak dibutuhkan pengobatan pada ibu hamil paska menjalani pemeriksaan ini.
Anda harus segera menghubungi dokter kandungan atau rumah sakit apabila terjadi hal-hal berikut ini:
- Demam
- Merasa mual dan ingin muntah
- Merasa nyeri pada bahu.
- Merasa sakit pada area perut bagian bawah.
- Pendarahan
- Terjadi kebocoran air ketuban dari vagina.
Kembali ke atas
Sampel vilus korionik
Pada pemeriksaan ini dokter kandungan akan mengambil sejumlah jaringan plasenta Anda untuk diteliti. Dengan panduan hasil pindaian USG pada janin, dokter kandungan akan memasukkan jarum biopsi ke dalam plasenta untuk mengambil sedikit contoh jaringan plasenta. Biasanya ibu hamil yang menjalani pemeriksaan ini akan menjalani prosedur bius lokal
Anda tidak perlu menjalani rawat inap selama menjalani pemeriksaan ini. Prosesnya tidak sulit dan hanya berlangsung selama beberapa menit. Jarum yang dimasukkan untuk mengambil jaringan plasenta akan menimbulkan rasa sakit ketika memasuki area rahim, namun rasanya sama dengan rasa suntikan pada bagian tubuh lainnya. Setelah jaringan plasenta Anda berhasil dikeluarkan selanjutnya akan dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan khusus.
Mengapa sampel vilus korionik penting untuk dilakukan?
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi terjadinya kelainan kromosom dan cacat genetik bawaan seperti talasemia.
Kromosom membawa gen yang dapat menurunkan karakteristik tertentu dari orang tua kepada anak mereka. Situasi ini akan menjadi masalah apabila terlalu banyak atau bahkan sedikit kromosom yang diturunkan atau adanya kecacatan pada kromosom yang menyebabkan risiko terjadinya kecatatan janin.
Kelainan yang paling sering terjadi pada bayi yang baru lahir adalah down syndrome. Kelainan ini dapat menimbulkan keterbelakangan mental dan beberapa masalah kesehatan semisal kelainan pada jantung. Kelainan kromosom juga dapat menimbulkan cacat serius dan bahkan kematian.
Talasemia adalah suatu penyakit darah bawaan yang biasanya diturunkan melalui gen. Apabila kedua orang tua menderita talasemia maka prosentase kemungkinan sang anak akan menderita penyakit yang sama adalah sebesar 25%.
Kepan sebaiknya sampel vilus korionik dilakukan?
Pemeriksaan ini biasanya dilakukan pada saat kehamilan memasuki usia 10 atau 12 minggu
Berapa lama hasil tes sampel vilus korionik bisa kita dapatkan?
Hasil pemeriksaan biasanya akan selesai sekitar 3-4 minggu.
Apakah sampel vilus korionik dapat mendeteksi seluruh kelainan pada janin?
Tidak selalu, hanya saja sampel vilus korionik dapat mendeteksi hampir semua kelainan kromosom dan juga penyakit genetis khusus.
Siapa yang harus menjalani sampel vilus korionik?
- Wanita yang berusia 35 tahun pada saat melahirkan. Usia ini dinilai genting karena dapat meningkatkan risiko mengandung anak dengan kelainan kromosom semisal down syndrome.
- Wanita yang telah memiliki anak yang mengidap down syndrome atau kelainan kromosom lainnya.
- Wanita yang tidak mengetahui dengan pasti apakah ia atau ayah sang bayi memiliki kelainan susunan kromosom atau tidak.
- Apabila kedua orang tua menderita talasemia.
- Ada banyak alasan lain yang mendasari dilakukannya pemeriksaan ini. Sebaiknya Anda mengonsultasikan perihal ini pada dokter kandungan untuk menentukan apakah Anda memerlukan pemeriksaan ini atau tidak.
Apakah pemeriksaan sampel vilus korionik aman untuk dilakukan?
Pemeriksaan Sampel vilus korionik aman untuk dilakukan dan tidak berisiko apabila dilakukan oleh dokter yang berpegalaman. Risiko keguguran yang disebabkan oleh pemeriksaan ini dilaporkan sebesar 1%.
Informasi penting
Aktivitas: Anda bisa segera memulai aktivitas normal beberapa jam paska menjalani prosedur ini.
Pola makan: Anda tidak perlu melakukan pembatasan pola makan selama menjalani prosedur pemeriksaan ini. Pengobatan: Prosedur pemeriksaan ini tidak membutuhkan pengobatan khusus.
Anda harus segera menghubungi dokter kandungan atau rumah sakit apabila terjadi hal-hal berikut ini:
- Demam
- Merasa mual dan ingin muntah
- Merasa nyeri pada bahu.
- Merasa sakit pada area perut bagian bawah.
- Pendarahan
- Terjadi kebocoran air ketuban dari vagina.
Kembali ke atas
Pengambilan darah janin
Prosedur ini dilaksanakan oleh dokter kandungan Anda dengan mengambil sampel darah pada tali pusat janin Anda.
Dokter akan memasukkan jarum dengan rongga tipis pada perut Anda menuju tali pusat. Prosedur ini akan dipandu oleh hasil pindaian USG untuk menghindari posisi bayi Anda. Prosedur ini tidak memerlukan rawat inap karena hanya berlangsung selama beberapa menit.
Jarum yang masuk ke dalam rahim akan menimbulkan sedikit rasa sakit, namun rasa sakit ini tidak akan berlangsung lama dan rasanya tidak akan lebih sakit dibanding dengan rasa suntikan yang dilakukan pada bagian tubuh lainnya. Setelah darah janin dikeluarkan, selanjutnya sampel darah akan dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan khusus
Mengapa pengambilan darah janin penting untuk dilakukan?
Karena prosedur ini dapat mendeteksi apabila bayi Anda mengidap kelainan kromosom, kelainan genetis, ataupun infeksi virus.
Kromosom membawa gen yang dapat menurunkan karakteristik tertentu dari orang tua kepada anak mereka. Anda perlu waspada apabila terlalu banyak atau bahkan sedikit kromosom yang diturunkan atau adanya kecacatan pada kromosom yang menyebabkan risiko terjadinya kecatatan janin.
Kelainan yang paling sering terjadi pada bayi yang baru lahir adalah down syndrome. Kelainan ini dapat menimbulkan keterbelakangan mental dan beberapa masalah kesehatan semisal kelainan pada jantung. Kelainan kromosom juga dapat menimbulkan cacat serius dan bahkan kematian.
Kapan biasanya pengambilan darah janin dilakukan?
Prosedur ini biasanya dilakukan pada saat kehamilan Anda memasuki usia 20 dan 23 minggu..
Kapan hasil pengambilan darah janin bisa kita dapatkan?
Hasil tes biasanya akan keluar setelah 1-2 minggu paska pemeriksaan
Apakah pengambilan darah janin dapat mendeteksi semua kelainan pada janin?
Tidak selalu, namun pengambilan darah janin dapat mendeteksi hampir semua kelainan kromosom dan juga penyakit genetis khusus.
Siapa yang harus menjalani pengambilan darah janin
- Apabila pemeriksaan USG menunjukkan jika ada kelainan pada janin Anda.
- Ibu hamil yang memasuki usia kandungan 20 minggu dan memiliki risiko kelainan kromosom yang tinggi.
- Apabila kedua orang tua menderita talasemia.
- Ada banyak alasan lain yang mendasari dilakukannya pemeriksaan ini. Sebaiknya Anda mengonsultasikan perihal ini pada dokter kandungan untuk menentukan apakah Anda memerlukan pemeriksaan ini atau tidak.
Apakah prosedur pengambilan darah janin aman untuk dilakukan?
Prosedur ini aman untuk dijalankan dan risiko yang ditimbulkan sangat kecil apabila dilakukan oleh dokter yang berpengalaman. Risiko keguguran yang ditimbulkan akibat prosedur ini dilaporkan sebesar 2-5%..
Informasi penting
Aktivitas: Anda bisa segera memulai aktivitas normal beberapa jam paska menjalani prosedur ini.
Pola makan: Anda tidak perlu melakukan pembatasan pola makan selama menjalani prosedur pemeriksaan ini. Pengobatan: Prosedur pemeriksaan ini tidak membutuhkan pengobatan khusus.
Anda harus segera menghubungi dokter kandungan atau rumah sakit apabila terjadi hal-hal berikut ini:
- Mengalami demam
- Merasa mual dan ingin muntah
- Merasa nyeri pada bahu.
- Merasa sakit pada area perut bagian bawah.
- Pendarahan
- Terjadi kebocoran air ketuban dari vagina.
Kembali ke atas
Tes darah ibu
Maternal Serum Screening Test is a voluntary blood test conducted between 15 and 20 weeks of pregnancy to aid in the risk assessment of Down Syndrome, a congenital disease caused by a defect in the chromosomes.
Apa fungsi tes darah ibu?
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengidentifikasi risiko down syndrome pada janin yang dikandung ibu. Pemeriksaan biasanya akan dijadikan acuan perlu atau tidaknya ibu hamil melakukan tes amniosentesis.
Bagaimana tes ini dilakukan?
Ketika kandungan Anda memasuki usia 15 hingga 20 minggu, dokter akan mengukur kadar AFP (alpha-fetoprotein) dan hCG (human chorionic gonadotrophin), yaitu dua substansi yang dihasilkan oleh janin dan plasenta dan dapat di deteksi pada darah ibu.
Kadar AFP dan hCG, yang kemudian diakumulasikan dengan usia ibu, dapat mengkalkulasikan seberapa besar bayi Anda berisiko mengidap down syndrome. Hasil yang dijadikan panduan berupa klasifikasi "berisiko rendah" atau "berisiko tinggi" yang menggunakan skala angka 1 hingga 250 untuk membantu ibu memutuskan apakah dia perlu menjalani tes amniosentesis atau tidak.
Mengapa ukuran-ukuran ini penting untuk diperhatikan?
Ibu hamil dengan kadar AFP rendah pada darah mereka memiliki risiko mengandung bayi yang mengidap down syndrome yang lebih tinggi dibandingkan ibu hamil lain dengan kadar AFP lebih tinggi. Nampaknya bayi dengan down syndrome menghasilakan substansi AFP lebih sedikit dibandingkan bayi yang normal, sehingga hanya sedikit juga yang bisa disalurkan pada sang ibu.
Sedangkankadar hCG pada bayi akan meningkat apabila terdeteksi hadirnya down syndrome pada janin yang Anda kandung.
Tidak ada yang mengetahui apa penyebab terjadinya perbedaan ini. Namun tingkat kematangan bayi down syndrome di dalam kandungan disinyalir dapat menjadi penyebab terjadinya hal ini.
The reason of these differences is not known. However, a delay in maturity of Down Syndrome babies may be a cause as these two substances are associated with foetal maturity.
Pengukuran subtansi ini dapat membantu dokter untuk dapat membuat estimasi yang lebih akurat lagi akan risiko down syndrome yang diderita bayi..
Informasi apa yang diberikan dari hasil tes ini?
Risiko bayi dengan down syndrome akan di deteksi dari rendahnya jumlah AFP dan tingginya jumlah hCG
"Berisiko tinggi" tidak berarti jika bayi akan pasti mengidap down syndrome. Hanya saja hasil ini menunjukkan jika terjadi peningkatan risiko down syndrome sehingga dokter kandungan Anda biasanya akan menyarankan untuk melakukan tes amniosentesis guna memastikan jikasang janin benar menderita down syndrome atau tidak.
Sama halnya dengan "Berisiko rendah" pada hasil tes Anda. Situasi ini tidak berarti bayi Anda terlepas seratus persen dari risiko down syndrome, hanya saja risikonya lebih kecil sehingga tidak dipelukan tindakan lebih lanjut.
Contoh:
Apabila risiko Anda disebutkan dengan 1 banding 250, maka dari 250 kehamilan yang terjadi hanya satu yang akan terkena down syndrome sementara 249 lainnya akan lahir dalam keadaan normal.
Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan angka lebih dari 1 banding 250 (semisal 1 banding 50) maka biasanya dokter akan menawarkan tes amniosentesis untuk memastikan risiko hadirnya down syndrome pada bayi Anda.
Apakah tes ini dapat mendeteksi kelainan pada bayi lainnya?
Ya. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi apabila bayi yang dikandung mengalami peningkatan risiko ketidaknormalan lain, khususnya sumbing tulang belakang, atau yang biasa disebut dengan spina bfida, sebuah kelainan yang terjadi pada tulang belakang. Situasi ini mengindikasikan tingginya jumlah AFP pada darah dan biasanya dokter akan melakukan pindaian USG untuk memeriksa situasi ini lebih lanjut.
Apa yang terjadi apabila hasil tes amniosentesis atau USG menunjukkan adanya kelainan?
Dokter kandungan Anda akan memberikan informasi yang mendetail mengenai kelainan yang tampak pada hasil tes dan sejauh mana situasi ini akan mempengaruhi bayi Anda. Apabila kelainan yang diderita sang bayi cukup parah maka Anda dapat memutuskan apakah kehamilan ini akan dipertahankan atau tidak.
Apabila hasil tes menunjukkan "berisiko rendah" apakah ini artinya bayi yang dikandung akan sehat?
Tidak selalu. Hasil pemeriksaan ini tidak menjamin bayi yang Anda lahirkan akan 100% sehat. Tes ini hanya akan mendeteksi apakah bayi Anda menderita down syndrome dan sumbing bibir belakang atau tidak. Apa bila hasil tes menunjukkan "berisiko rendah" maka artinya risko terkena down syndrome atau sumbing tulang belakang pada bayi yang dikandung rendah.
Standar tingkat risiko down syndrome 1 diantara 250 yang di derita oleh ibu hamil yang menyandang hasil tes "berisiko tinggi" sangatlah bervariasi. Usia ibu hamil juga sangat memengaruhi timbulnya kelainan ini, apabila ibu mengandung pada usia yang matang, risiko hadirnya bayi down syndrome cenderung lebih besar dibandingkan ibu yang berusia di bawahnya:
- Wanita berusia lebih muda dari 20 tahun ber-risiko mengandung bayi down syndrome sebesar 46 %
- Wanita berusia diantara 20 - 24 tahun ber-risiko mengandung bayi down syndrome sebesar 47 %
- Wanita berusia diantara 25 - 29 tahun ber-risiko mengandung bayi down syndrome sebesar 50 %
- Wanita berusia diantara 30 - 34 tahun ber-risiko mengandung bayi down syndrome sebesar 60 %
- Wanita berusia diantara 35 - 39 tahun ber-risiko mengandung bayi down syndrome sebesar 77 %
- Wanita berusia lebih dari 40 tahun ber-risiko mengandung bayi down syndrome sebesar 91 %
Apakah saya memerlukan tes ini? Keputusan untuk menjalani tes ini kembali pada masing-masing ibu hamil. Anda harus mempertimbangkan masak-masak akan tindakan apa yang Anda dan pasangan akan ambil ketika hasil tes menunjukkan jika bayi yang Anda kandung menderita down syndrome.
Apa yang harus saya lakukan jika saya ingini menjalani tes darah ibu? Sampaikan pada dokter kandungan Anda jika Anda ingin menjalani pemeriksaan ini. Dokter akan melaksanakan pemeriksaan apabila kehamilan Anda sudah memasuki usia 15 hingga 20 minggu masa kehamilan.
Penutup Hal yang terpenting bagi bayi Anda adalah kesehatannya. Membaca informasi yang ada disini mungkin akan meningkatkan kekhawatiran Anda mengenai risiko permasalahan yang mungkin akan terjadi pada kehamilan Anda. Namun Anda juga harus ingat jika sebagian besar bayi lahir dalam keadaan yang sehat. Untuk kebanyakan wanita, tes ini dilakukan hanya untuk memastikan jika tidak ada masalah yang terjadi pada kehamilan yang sedang dialaminya.
Kembali ke atas