Dunia saat ini seakan terobsesi dengan segala hal yang lebih cepat, lebih baik, dan lebih kuat. Tak heran bila filosofi “do more” mengikut sertakan anak-anak kita. Mainan yang menjanjikan akan meningkatkan kepintaran anak sejak dalam kandungan, atau flashcard untuk bayi, kini adalah pemandangan yang biasa. Tapi apakah semua ini benar-benar bekerja? Seberapa banyak bisa dipelajari bayi yang belum lagi berusia setahun selain belajar duduk tegak, mengunyah, atau bahkan berjalan?
Anna, ibu dari 2 orang anak merasa tak yakin, seberapa banyak yang dipelajari anak-anaknya sebelum mereka berusia setahun. Namun ia merasa, tak ada salahnya memperkaya kemampuan mereka. “Pada saat itu saya tak tahu bahwa aktivitas yang saya lakukan mempengaruhi anak. Saya hanya merasa itulah tugas saya sebagai Ibu,” katanya. “Saya menyetel musik klasik, memberikan mainan yang menstimulasi visual, juga melakukan komunikasi verbal dengan wajah saling berhadapan.”
Seperti kebanyakan ibu, Anna tak sedang mencoba menciptakan anak jenius. Ia hanya ingin memperkaya kemampuan anak dalam cara yang ia bisa. Namun, seberapa banyak cara tersebut dapat dipelajari bayi di bawah usia 1 tahun?
Ingatan Ajaib Bayi Baru Lahir
Janet Doman adalah seorang spesialis perkembangan otak anak dan stimulasi bayi, serta penulis buku How Smart Is Your Baby? Develop and Nurture Your Newborn's Full Potential (Square One Publishing, 2006). Dalam 35 tahun hidupnya, ia mencatat seberapa banyak yang bisa dilakukan otak bayi.
Begitu lahir, seorang bayi secara fungsional buta, tuli, dan tak dapat merasakan. “Sensor ini tumbuh dan berkembang jika mendapatkan stimulasi visual, audio dan sentuhan dalam frekuensi, intensitas dan durasi yang tepat,” jelas Dorman.
Sebagai contoh, Doman mengungkapkan bahwa bayi baru lahir biasanya sedikit memiliki refleks terhadap cahaya. “Refleks tersebut terlihat saat ia tereskpos cahaya. Pupilnya mengecil sebagai respon terhadap cahaya tersebut.” “Namun semakin berkembang dan konsisten refleks ini, bayi akan semakin mengembangkan kemampuannya untuk melihat visual secara garis besar. Detil akan dilihat kemudian.” Hal ini sangat mudah dan cepat dilakukan. Namun kemampuan untuk melihat detil yang didapat oleh bayi dalam minggu-minggu atau bulan-bulan pertamanya, tidak lebih cepat bila ia mendapatkan stimulasi. Ini adalah stimulasi yang sengaja dilakukan.
Doman mengatakan ada sebuah contoh stimulasi sensor untuk bayi. Program stimulasi sensori menyeluruh pada bayi baru lahir melibatkan stimulasi singkat pada 5 panca indra (melihat, mendengar, merasa, mencoba, dan mencium). Stimulasi-stimulasi singkat akan membantu setiap indra berkembang sehingga berguna bagi bayi. Ayah dan Ibu dapat mengevaluasi setiap indra sensori hingga dapat menentukan apa yang kemudian dibutuhkan bayi, termasuk yang tak lagi dibutuhkan di setiap indra.
Otak Berkembang Bila Digunakan
Sampai saat ini kenyataan bahwa semakin digunakan semakin berkembang pula otak, adalah misteri. Namun faktanya memang begitu. Otak berkembang secara signifikan antara masa konsepsi hingga usia 6 tahun.
“Belajar adalah fungsi terbalik dari usia,” kata Doman. “Semakin muda usia bayi, semakin cepat ia belajar. Bila ia ditunjukkan sebuah visual, diperdengarkan audio, distimulasi indera perabanya dengan frekuensi, intensitas, dan durasi yang semakin sering, serta dipacu mobilitas, bahasa, dan kemampuan manualnya, ia akan berkembang sangat pesat di semua area. Hal ini akan meningkatkan pengertiannya tentang segala sesuatu dunia sekelilingnya, terutama meningkatkan interaksinya dengan keluarga. Kebahagiaan, kesehatan, dan kesejahteraannya membaik secara signifikan melalui banyak stimulasi dan kesempatan.
Koneksi Bahasa
Doman mengungkapkan ketika satu area otak berkembang, seluruh area akan naik beberapa level. Program stimulasi dan kesempatan secara menyeluruh akan meningkatkan perkembangan bahasa. Ini adalah efek domino.
“Bayi yang baru lahir memiliki pernapasan yang lemah, karenanya akan sulit mengeluarkan suara. Ketika ia terlihat sudah lebih baik, ia ingin bergerak. Seterusnya bila diberi kesempatan bergerak di atas lantai, ia akan melakukannya. Semakin sering diberi kesempatan bergerak, pernapasannya akan membaik. Semakin baik pernapasannya, ia akan mengeluarkan suara. Semakin sering suaranya terdengar, semakin ibu sering meresponnya. Semakin sering Ibu dan bayi saling berbicara, semakin cepat Ibu menangkap dan mengerti apa yang dibicarakan bayinya.”
Doman percaya, bayi sangat ingin dimengerti. Namun begitu, sulit untuk mengerti mereka hingga berusia 12 – 14 bulan. Proses ini dapat terjadi di bulan ke-3 hingga 4.
Francois Thibaut, direktur dan pendiri The Language Workshop for Children in New York City. Ia memulai The Language Workshop for Children tahun 1973 setelah mengajar bahasa Prancis di SMA dan Sekolah Tinggi. Setelah melakukan beberapa riset ia menyadari tak satu pun sekolah khusus mengajarkan bahasa untuk murid-murid berusia muda (apa lagi untuk bayi mau pun balita) di Amerika Serikat. Ia lalu membuka programnya sendiri untuk mengaplikasi teori-teori dan metode pengajarannya. Program tersebut mendapatkan kesuksesan saat mengajarkan bahasa lain untuk bayi
“Manusia memiliki kemampuan hampir tak terbatas untuk mensegmentasi kode linguistik,” jelas Thibaut. “Misalnya saja, bingungkah Anda apa arti dari “house”, “rumah”, “casa”? Tentu tidak. Itu adalah kata yang berarti sama hanya beda bahasa. Kita dapat mengenalinya langsung karena di dalam pikiran kita sudah tersegmentasi dan menyimpan arti tersebut. Hal ini pun dialami oleh anak-anak kita.”
Menurut Thibaut, bayi mulai jelas mengartikulasi kata-kata pertamanya di antara 8-20 bulan karena mereka menyerap dan menyimpan suara-suara dari sebuah bahasa dan mengasosiasikan artinya dengan suara tersebut. “Sebelum itu mereka menggunakan ‘proto-words’ atau yang dikenal dengan dengan mengoceh, di usia 5 bulan. “Walau ocehannya terdengar tak masuk akal bagi kita, itulah saat dimana bayi mulai berbicara, mencoba menyampaikan arti dan mengulang apa yang orang dewasa bicarakan.”
Menurut Thibaut lagi, bayi sangat sensitif dan reseptif terhadap apa pun yang mereka dengar dan lihat. Otak bayi diprogram untuk merekam dan kemudian mengingat setiap suara dan pola kata. “Otak bayi membentuk neuron terpisah. Setiap neuron akan menyimpan setiap perbedaan dari suara yang didengarnya. “Mari memprogram anak-anak untuk menjadi orang yang paling pandai berbicara dan berkomunikasi sebisa mungkin.” ajak Thibaut.
Program yang dilakukan Thibaut adalah permainan aktif language immersion, berstruktur, bantuan visual, perlengkapan dan lagu-lagu yang berisi banyak kosa kata. “Di antara 8 hingga 20 bulan, balita mulai berada di tahap “bicara dengan satu kata”. Ini adalah puncak dari periode yang sangat kritikal. Saat dimana kapasitas neurologi yang hebat menyerap dan menyimpan bahasa.”
Sudah jelas, bayi-bayi mampu belajar. Dengan stimulasi dan perhatian penuh, mereka belajar untuk berkomunikasi dengan Anda. Walau pun anak Anda tidak berubah menjadi bocah super, Anda telah memberikan hadiah baginya seumur hidup, yaitu kecintaan akan belajar dan berkomunikasi.
Stimulasi Bahasa yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan
Janet Doman, penulis buku How Smart Is Your Baby? Develop and Nurture Your Newborn's Full Potential (Square One Publishing, 2006), memberikan kiat-kiat berikut :
Boleh Dilakukan:
- Selalu dengarkan bayi Anda.
- Melihat seperti Anda mendengar.
- Bersabar menunggu respon.
- Menerima kenyataan bahwa bayi bisa merespon atau tidak mau. Itu adalah pilihannya sendiri.
- Respon apa yang ia katakan.
- Selalu menghargai dengan antusias setiap usaha yang dilakukan bayi untuk bicara.
- Mencari arti pada bunyi yang spesifik dikeluarkan bayi secara berulang-ulang.
- Ucapkan kata dengan benar saat bicara dengan bayi.
Tidak Boleh Dilakukan:
- Bicara cadel pada bayi.
- Tidak peduli pada bayi.
- Memberikan pertanyaan dan tak memberi waktu bagi bayi menjawab.
- Menolak menjawabnya.
- Meniru atau mengejek suara yang ia keluarkan.
- Mengoreksi lafalnya.
- Memaksanya menjawab atau merespons.
Oleh Teri Brown. Artikel ini dipersembahkan oleh iParenting